Fasting and Marshmallow test

Alhamdulillah here we are again in Ramadhan kareem…

Ada sebuah video yang lucu banget buat disimak

Percobaan marshmallow Stanford adalah sebuah percobaan yang dilakukan oleh Walter Mischel dari Universitas Stanford untuk mempelajari mengenai kepuasan tertunda.[1] Percobaan ini dilakukan Mischel pada tahun 1960an dan sejak itu percobaan ini pun sering dilakukan ulang oleh peneliti lain.[1] Mischel mengetes beberapa anak berumur empat dan lima tahun di Taman Kanak-kanak Bing di dalam kampus Universitas Stanford.[2] Masing-masing dari anak tersebut dibawa ke dalam suatu ruangan dan sebuah marshmallow ditaruh di meja di depan anak tersebut.[1] Mereka diberitahu bahwa mereka boleh memakan marshmallow tersebut sekarang, tetapi apabila mereka menunggu 20 menit, Mishcel akan kembali dan memberikan mereka tambahan satu marshmallow.[1] Hasil dari percobaan tersebut adalah sepertiga dari anak-anak tersebut memakan marshmallow dengan segera, sepertiga lainnya menunggu hingga Mischel kembali dan mendapatkan dua marshmallow dan sisanya berusaha menunggu tetapi akhirnya menyerah setelah waktu yang berbeda-beda.[1] Tujuan awal dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses mental yang membuat seseorang menunda kepuasaannya saat ini untuk mendapatkan kepuasan yang lebih pada masa mendatang.[2]

Namun, hasil yang mengejutkan dari percobaan ini justru didapatkan setelah anak-anak yang ikut dalam percobaan beranjak dewasa dan telah memasuki sekolah menengah.[2] Beberapa tahun kemudian, Mischel yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dulu juga bersekolah di Bing, bertanya mengenai keadaan teman-teman anaknya dari taman kanak-kanak.[2] Ia kemudian menyadari bahwa terdapat perbedaan antara anak-anak yang berhasil menunggu dan yang tidak dalam nilai akademis mereka.[2] Kemudian, pada tahun 1981, Mischel mengirimkan kuesioner kepada orang tua, guru dan pembimbing akademis dari anak-anak yang dulu ikut berpartisipasi dalam percobaan ini.[2] Ia bertanya mengenai sifat mereka, kemampuan mereka untuk berencana dan mengatasi masalah serta berhubungan dengan teman-teman.[2] Ia juga meminta nilai SAT mereka.[2] Ia lalu menemukan bahwa anak-anak yang dapat menunggu memiliki nilai rata-rata 201 poin lebih baik dari mereka yang tidak bisa menunggu.

(keterangan ini dicopas dari http://id.wikipedia.org/wiki/Percobaan_marshmallow_Stanford)

Alhamdulillah, dalam Islam hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih anak-anak untuk shaum.

Gambar

Alia (8 th) menjalankan shaum full 30 hari untuk yg kedua kalinya, MasyaAllah, alhamdulillah..

 

Bangga Dengan Prestasi Apa?

Gambar

Akhir tahun ajaran sekolah seperti biasa ditutup dengan pengambilan raport prestasi akademik. Dan hari ini betul-betul sangat membanggakanku.

Bukan karena nilai-nilai di dalam raport, bukan karena kepintaran mengingat pelajaran, tapi prestasi…..

For the first time,

Hari itu Alia yang masih belum mandi dan asik main dengan mainannya, memutuskan untuk tidak ikut pergi denganku dan Karin kemanapun, dia ingin tinggal di rumah sendirian. Aku cukup terkejut dengan keputusannya, sambil berusaha percaya diri dan percaya Alia bahwa dia bisa ditinggal sendiri dan akhirnya menyetujuinya. Tujuanku hari itu pergi ke toko ngecek-ngecek barang, ngaturin karyawan, atur packing2, dll, lanjut pergi ke sekolah Al ambil rapot dan pergi nemuin suami di tempat kerjanya, it was almost all day long. Rumah saat ditinggalkan  dalam keadaan berantakan, tapi saat sore hari kami pulang..rumah sudah dalam keadaan rapi, bersih dan dia dalam keadaan sudah mandi. Betapa aku seorang ibu yang bangga, ini prestasi! hehehe..