Tips Agar Anak Mau Membaca Buku Tebal

Bismillah..

12 Januari 2015

aliasreading

Tahapan awal membaca anak biasanya dimulai dari buku-buku yang gambarnya lebih banyak daripada kalimat ceritanya, seiring bertambahnya usia anak-anak perlu membaca buku-buku yang kalimatnya lebih banyak daripada gambar/ilustrasinya. Tidak mudah beranjaknya sih..sebab ilustrasi2 itu begitu memikat anak2 ketimbang tulisan2. Namun ternyata tidak sesulit yang diduga untuk “beralih” ke tahapan tersebut.

Tips kecil yang sangat mudah dan sederhana untuk membuat anak tertarik membaca buku2 tebalnya sendiri adalah ;

1. Diawali dengan membacakannya pada sang anak. Bacakan beberapa lembar sesuai dengan mood sang anak, setiap harinya.

2. Putuskan bacaan kita sebelum anak merasa bosan atau ketika sang anak sedang merasa semakin tertarik, ini membuatnya penasaran. Karena komit kita pada waktu membaca yang telah ditentukan maka terangkan pada sang anak jika ia ingin mengetahui kelanjutannya ia dapat meneruskan membacanya sendiri.

Alhamdulillah tips sederhana ini berhasil untuk kami.Alia Sabrina (9th) sedang asyik mojok membaca novel di antara tiang2 jemuran di halaman belakang.

Pendidikan Dimana Saja, Kapan Saja

Bismillah…

Di mobil yang berjalanpun belajar….
Misalnya nih, si emak pergi ke sana ke market pan anak2 ngikut nih…mereka biasa menghafal al quran dan talaqi di jalan sesuai target.. atau pernah tiba2 Alia tanya “mami, Allah itu bisa berbuat sekehendak ‘hati’Nya ya?enak baanget ya jadi Allah” ..dari sini mulailah diskusi ketauhidan Tuhan dan penanaman aqidah.

Di supermarket luaspun belajar…..
Sesampai di supermarket, tetiba dia ingat sesuatu “mami, kenapa sih Fulanah itu bilang kalo dia ngga suka kalo anak ngga sekolah karena ngga berpendidikan..?” Dari sini mulailah diskusi tentang makna pendidikan sejati, berlatih berpikir kritis, berlatih menghargai pendapat orang lain tanpa harus mengikutinya.

Dalam home-education, saat-saat dan kesempatan mendidik yang seperti demikian sungguh kaya.

 

Berbagi Nasi Bungkus Bersama Teman-teman

Bismillah…

5 Desember 2014

Hari jumat jadwalnya hari untuk melayani.

Kali ini kami mengajak teman-teman sesama pegiat Homeschool untuk bersama-sama membagikan nasi bungkus pada orang-orang yang kesulitan yang kami temui di jalanan.

ksuper1

Agar anak-anak belajar dan mengetahui bagaimana caranya membahagiakan diri sendiri (yaitu dengan membahagiakan orang lain).

Nasehat Alia

Bismillah…

Kata orang-orang, sekarang anak-anak lagi musim ujian akhir semester.
Alia yang ngga sekolah juga ternyata dapat ujian…. (setidaknya bagiku ini merupakan ujian buat Alia hehe..)

Pagi tadi, ceritanya sang emak “berkonflik” dengan dek Karin…

Alia bicara “mami, bukan cuma Karina aja yang salah, mami juga salah marah-marah pada Karin, dia kan masih kecil, anak kecil memang suka begitu.. kalau dia begitu lebih baik didiemin aja, mami lebih baik minta maaf juga pada Karin, aku bukan hanya sayang pada mami tapi aku jg sayang adekku dan keluargaku”

Meleleeeh hatiku sambil manggut-manggut bak anak kecil yang dinasehati ibunya yang bijaksana..
Aaah senangnya dinasehati kebaikan oleh anak, senangnya bisa belajar terus dari anak.

 

Sekali lagi merasakan bahwa home education adalah pendidikan sejati bagi seluruh anggota keluarga.

Setiap Anak Adalah Bintang

Bismillah….
10 Oktober 2014
Bahagia rasanya playdate hari ini mengamati dan mendapati sepenggal kesan dari anak2 ngga sekolah (duh rada ekstrim sebutannya.. anak2 homeschool deh ya :D)
****
Saat masuk ke toko buku, melihat2 judul buku bersanding dgn Umar yang asperger autism dan mendapatkan pertanyaan spontan darinya “siapakah seorang tokoh yg pernah menyatakan bahwa matahari itu mengelilingi bumi?”.. masyaAllah Umar.. dirimu membuatku merasa bodoh XD trimakasih sayang..
Masih di dalam toko buku, saat bersanding dengan Aziz, aku mendapatinya sedang membaca dengan suara agak keras buku tebal sprt novel berjudul “Api Merapi”, membolak-baliknya lalu dengan semangatnya dia melangkah menuju kasir menanyakan harganya, lalu kembali lg ke tempat semula untuk melanjutkan membaca dan melangkah lg ke kasir berpesan pada penjaga bahwa dia hendak membeli buku itu nanti seraya mewanti2 agar menjaga bukunya di tempat yang dipilihnya untuk disimpan.. luar biasa Aziz, yang mampu membuatku melongo di hadapan buku2 yang hanya kutatap dan kubaca judulnya sekilas.
Kupandangi cluster anak besar (usia diatas 8th), tatapanku tertuju pada Wafa sang penghafal quran usia 11 tahun, sedang berlarian tertawa-tawa bersama teman2nya.. ternyata sang hafizhah tak berubah menjadi petapa yang memilih duduk manis sambil menyendiri, dia tetap senang bermain kejar tangkap… masyaAllah Wafa, kebahagiaanmu yang lengkap itu tadi membuatku tersenyum.
Ale, si kecil berusia belum 2 tahun, sangat sangat ramah dan selalu tersenyum.. saat menatapnya, senyum ramahnya seolah menarik kedua ujung bibirku dan meronakan pipiku..masyaAllah.
Belva, gadis kecil 6 tahun yang ceria dan pandai menghangatkan hati dengan sikapnya yang polos mengikuti temannya pergi walau sampai ke kamar mandi … semoga dirinya selalu menjadi teman yg baik dan membawa kebaikan bagi semua orang.
Ada Haqi 11 tahun yang merespon dengan pandai dan penuh penghargaan penuturan temannya (yang bercerita bahwa dia berencana pergi ke Jepang tahun depan)…..membuatku menyadari bahwa menghargai orang lain sekecil apapun bentuknya.. itu keren.
*******
Aku semakin yakin.. bahwa setiap anak adalah bintang! MasyaAllah..

Sosialisasi Yang Islami Ala Homeschool

Bismillah…..

Bungkusan kado ini entah apa isinya, dibuat dengan inisiatif dek Karin (5th) khusus untuk sahabatnya Kayla.
Dek Karin hanya minta tolong pada ibunya untuk menuliskan pesan yang disampaikannya di kertas, begini suruhnya : ” Ini kado untukmu Kayla, mulai hari ini kita sahabatan, dan aku membawakan kado misteri untukmu”.

Gambar

Dari Anas, R.A berkata Rosulullah, bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (H.R THABRANI)

 

Memutuskan Homeschool

Bismillah…

Homeschool itu bukan hanya tentang anak tetapi juga tentang orangtua.Ketika kami memutuskan homeschooling, aku bilang pada suamiku bahwa aku butuh homeschool karena aku menyadari betapa banyak kekuranganku. Aku yang tidak sabaran, aku yang pemarah, pinter amat juga enggak, aku dengan begitu banyak keburukan lainnya. Tapi aku harus berubah.

Dalam homeschool belajar itu bukan hanya apa yg dilakukan anak-anak tapi juga orangtuanya, aku tidak bisa mengandalkan orang lain dalam pendidikan anak-anakku sendiri, apa yang diingini’ku ada pada anak-anakku harus bermula dari diriku sendiri, oleh karena itu aku harus berubah menjadi lebih baik.

Dengan homeschool-lah kesadaran untuk berubah menjadi orangtua lebih baik untuk anak-anakku itu terpupuk, dengan homeschool-lah aku belajar merubah diriku agar menjadi lebih baik untuk anak-anakku, secara terpaksa maupun sukarela.

Memutuskan untuk homeschooling bagiku tidak harus selalu berangkat dari kesempurnaan. Adakalanya orang yg banyak kekurangannya sepertiku melakukannya…

Berikut ini tulisan inspiratif bagi yang tertarik atau ingin melaksanakan homeschool namun masih ragu
http://www.cmindonesia.com/blog/ingin-homeschooling-tapi-keder